Sabtu, 08 Agustus 2009

Kesatuan yang Benar dari Tubuh Kristus

Kesatuan yang Benar dari Tubuh Kristus

Muriwali Yanto Matalu


Gereja memiliki dua aspek, pertama aspek yang bersifat universal yaitu tubuh Kristus yang tidak kelihatan yang merupakan persekutuan orang-orang percaya di segala tempat dan zaman, serta aspek yang kedua sebagai gereja lokal atau gereja yang kelihatan, yang dengan tanda kutip kita sebut sebagai "gereja secara organisasi (denominasi[1])." Mengapa saya menggunakan tanda kutip? Karena, seharusnya gereja yang kelihatan tidak berwujud denominasi gereja yang terpecah-pecah, tetapi terwujud di dalam gereja-gereja lokal murni, yang terdapat di berbagai tempat.

Tulisan ini, ingin memberikan masukan-masukan yang berarti bagi denominasi-denominasi gereja, karena keberadaan denominasi di satu pihak sangat positif dan baik bagi tubuh Kristus, tetapi di pihak lain memiliki pengaruh yang sangat merusak dan memecah belah tubuh Kristus.

Watchman Nee melihat bahwa adanya denominasi gereja sebagai sebuah kejahatan yang memecah belah tubuh Kristus. Berikut ini penuturan Witness Lee mengenai pendapat Watchman Nee: "Ketika mendapat wahyu tentang gereja, saudara Watchman Nee juga nampak kejahatan denominasi. Denominasi memecah-belah tubuh Kristus menjadi banyak organisasi. Hal ini dipersalahkan oleh Alkitab (I Kor. 1:11-13).[2]

Sebelum saya membahas mengapa dan bagaimana seharusnya sebuah denominasi gereja, saya akan sedikit memberikan tanggapan mengenai pendapat Nee di atas. Nee mendirikan apa yang disebut sebagai gereja lokal dan menurut dia di dalam satu kota idealnya ada satu gereja lokal. Pemerintahan gereja lokal ini diselenggarakan sendiri oleh pejabat-pejabat gereja setempat. Konsep ini sebenarnya sangat dekat dengan konsep Calvin mengenai gereja dengan sistim prebiterialnya, dan tentunya sangat dekat dengan konsep gereja mula-mula. Petrus, Paulus dan rasul-rasul lain masing-masing tidak mendirikan sebuah denominasi gereja, tetapi di mana mereka memberitakan Injil, jika ada yang percaya oleh pemberitaan mereka, di situ didirikan gereja lokal.

Tetapi jika Nee mengatakan bahwa adanya denominasi merupakan kejahatan semata-mata, maka kita perlu mengoreksinya. Pertama, Nee sendiri bertobat melalui pemberitaan firman yang disampaikan oleh denominasi gereja Methodis.[3] Kedua, dengan mendirikan gereja lokal di mana-mana, walaupun tidak diorganisir secara sinodal, secara tidak langsung Nee mendirikan gereja (baca: denominasi) sendiri yang membedakan gerejanya dari denominasi-denominasi yang lain. Sampai sekarang ini, kita selalu mengenal gereja yang didirikan melalui pelayanan Nee, sebagai gereja Watchman Nee.

Sangat sulit pada zaman ini, untuk menerapkan prinsip Nee, karena siapakah yang cukup punya kapabilitas minimal seseorang yang sebesar Martin Luther, yang bisa mengadaan reformasi besar-besaran dengan menghancurkan seluruh denominasi dan meleburnya menjadi satu gereja yang bersifat katholik (am/ universal) yang terwujud di dalam gereja-gereja lokal di setiap negara, daerah dan tempat? Impian ini, bagaikan impian sipungguk merindukan bulan. Tetapi jika toh konsep Nee ini dipaksakan, maka tidak ada bedanya dengan mendirikan sebuah denominasi baru.

Walaupun demikian, kita tetap memberikan penghargaan kepada usaha Watchman Nee, karena pertama-tama dia benar-benar ingin setia kepada prinsip-prinsip bergereja seperti yang tertulis di dalam Perjanjian Baru. Kedua, konsep gerejanya yang memang sangat Alkitabiah akan memberikan koreksi kepada denominasi-denominasi gereja yang ada, sehingga jika dimungkinkan, denominasi-denominasi yang ada menghentikan eksklusivismenya dan mulai mengambil peran yang sesungguhnya sebagai gereja lokal.

Apakah Denominasi Itu Perlu?

Hal yang perlu kita kaji selanjutnya adalah pertanyaan, "apakah denominasi itu perlu?" Jika seluruh orang-orang percaya, menerima satu doktrin yang alkitabiah mengenai gereja dan kita satu di dalam segala pokok-pokok doktrin yang penting, seperti Allah Tritunggal, Kristus, keselamatan, Alkitab dan sebagainya, maka adanya denominasi bisa jadi merupakan kejahatan orang-orang percaya. Tetapi faktanya, di dalam dunia berdosa ini, orang-orang percaya memegang doktrin yang berbeda-beda, dari yang sedikit berbeda sampai kepada perbedaan yang merupakan jurang yang menganga.

Oleh karena itu, saya melihat bahwa satu-satunya alasan perlunya denominasi adalah karena kekerasan hati orang-orang Kristen yang tidak satu doktrinnya, sehingga di dalam providensi Tuhan atas gereja-Nya, dia mengijinkan adanya denominasi.

Ada denominasi yang sehat ajarannya, ada denominasi yang tidak terlalu sehat, bahkan ada yang sakit. Itu sebabnya, saya setuju dengan pendapat Stephen Tong yang berkata bahwa orang yang berdoktrin benar boleh mendirikan gereja.[4] Jika gereja yang lama sesat ajarannya, maka diperlukan sebuah organisasi gereja yang baru untuk tetap memelihara ajaran yang benar. Di dalam hal ini adanya denominasi tidak bisa dielakkan. Jadi, di dalam terang providensi Tuhan atas gereja-Nya, maka kita dapat katakan bahwa kehadiran denominasi mutlak perlu. Luther dan Calvin tidak bermaksud mendirikan gereja baru, tetapi toh kemudian gereja-gereja reformasi berdiri juga menjadi organisasi baru di samping gereja Katholik Roma. Saya kira Watchman Nee gagal melihat hal ini, sehingga adanya denominasi bagi dia adalah kejahatan semata-mata.

Kekacauan Denominasi

Walaupun demikian, tidak sedikit kelemahan-kelemahan denominasi yang perlu kita bicarakan di sini. Sebenarnya jika seluruh denominasi yang ada memiliki doktrin yang sehat dan memiliki kesadaran yang benar akan tubuh Kristus yang bersifat universal, maka saya kira tidak ada satu kelemahanpun yang dapat kita bicarakan mengenai denominasi. Tetapi faktanya adalah bahwa denominasi terpecah belah karena doktrin yang berbeda-beda. Yang sangat memprihatinkan bahwa ada denominasi tertentu pecah bukan karena permasalahan doktrin, tetapi oleh karena masalah-masalah yang sepele, seperti pertikaian antara pemimpin-pemimpin gereja. Hal ini sering terjadi di dalam gereja-gereja Pentakosta dan Kharismatik. Di dalam gereja-gereja Protestan jika ada perpecahan, maka itu sering terjadi oleh karena masalah perbedaan doktrin.

Bukanlah hal yang baru, bahwa ada persaingan yang sedemikian rupa antara denominasi-denominasi yang ada.

Di kalangan gereja-gereja kharismatik tertentu, ada begitu banyak pertumbuhan dalam hal jumlah jemaat yang sangat mengagumkan. Tetapi penulis sendiri mengamati, bahwa sebagian besar pertambahan anggota tersebut tidak berasal dari penginjilan yang murni, tetapi merupakan perpindahan dari gereja-gereja lain, terutama berasal dari gereja-gereja Protestan yang dituduh sebagai tidak memiliki Roh Kudus. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa gereja-gereja Protestan tertentu terlalu dingin mimbar dan persekutuannya dan salah satu penyebabnya adalah liberalisme yang merajalela. Tetapi di dalam gereja-gereja kharismatik sendiri, juga terlalu banyak doktrin-doktrin Kristen yang diselewengkan. Jimmy Swaggart bahkan dengan berani mengatakan bahwa pandangan reformasi berasal dari setan.[5] Dia adalah televangelis (penginjil televisi) kharismatik yang pada akhirnya jatuh ke dalam dosa seksual.

Persaingan denominasi, bukan saja dalam hal meningkatkan jumlah jemaat, tetapi juga di dalam membesarkan denominasi sendiri, bahkan mengklaim bahwa gereja kita sendirilah yang paling benar. Tidak dapat dipungkiri, bahwa memang ada gereja yang benar dan ada gereja yang bersifat bidat. Tetapi janganlah dari mulut kita sendiri keluar pernyataan bahwa gereja kitalah yang paling benar. Biarlah Kristus sebagai kepala dan pemilik gereja yang boleh memberi penilaian dan penghakiman. Ketimbang membesar-besarkan gereja sendiri, saya lebih setuju jika kita bertukar pikiran, berdiskusi bahkan berdebat mengenai apa yang benar dan apa yang mulia, yang bermanfaat bagi seluruh tubuh Kristus.

Berkenaan dengan gereja, kita selalu diperhadapkan pada dua hal, di satu sisi kita selalu berhadapan dengan gereja-gereja yang anti doktrin bahkan menghina doktrin. Ini menjadi satu kekacauan yang luar biasa pada tubuh Kristus. Gereja yang anti doktrin, pada prinsipnya sudah dekat pada kebidatan atau bahkan sudah menjadi bidat. Di sisi lain kita juga diperhadapkan pada gereja yang memegang teguh ajaran yang benar, tetapi kekurangan kasih, kerendahan hati dan pengorbanan untuk menjangkau bagian tubuh Kristus yang lain. Hal ini tentu akan menimbulkan kesombongan dan banyak kepahitan di antara tubuh Kristus.

Ada semacam kekacauan yang lain yang dicetuskan oleh beberapa denominasi yang ingin beroikumene. Kekacauan ini berupa pernyataan yang mengatakan bahwa kalau kita bersekutu secara interdenominasi, kita tidak usah membicarakan doktrin kita masing-masing. Mari kita bicara "Alkitab"[6] saja dan berdoa bersama-sama. Masalah tata cara persekutuan, kita bisa lakukan secara bergantian. Minggu ini pakai cara Kharismatik dan minggu depan pakai cara Protestan. Ini benar-benar sebuah persatuan yang tidak sehat. Lagu "Dalam Yesus Kita Bersaudara" yang sering dikumandangkan oleh gereja-gereja dan persekutuan-persekutuan tertentu, sering mewakili suatu persaudaraan yang bersifat artifisial (berpura-pura) dan superfisial (dangkal) seperti ini. Ini menjadi semacam toleransi yang palsu di antara umat Kristen.

Inilah yang kita sebut sebagai kekacauan di atas kekacauan. Yang paling dirugikan adalah kebenaran Kristus. Kekacauan pertama di dalam hal ini adalah menyingkirkan kebenaran yang ditegakkan oleh doktrin Kristen kita. Kekacauan kedua adalah bahwa kita membangun sebuah persekutuan yang palsu dan dangkal yang tidak berakar pada kebenaran Kristus yang dituangkan dalam rumusan doktrin yang jelas dan tepat.

Bagaimanakah Seharusnya Denominasi Itu?

Tidak seperti keberatan Watchman Nee terhadap denominasi, bahwa menurut dia denominasi itu merupakan kejahatan semata-mata, saya tetap melihat keberadaan denominasi merupakan akibat providensi Tuhan terhadap gereja-Nya demi menyelamatkan ajaran yang benar. Dalam hal ini, tertentu saja memiliki sifat positif, walaupun kita sudah membicarakan mengenai kelemahannya.

Bayangkan jika seluruh gereja Tuhan memiliki satu denominasi yang terwujud di dalam gereja-gereja lokal di berbagai tempat dan zaman. Jika terjadi permasalahan-permasalahan pada banyak gereja lokal tentu seluruh gereja (yang berupa satu sinode) akan kerepotan di dalam menanganinya. Jika gereja satu sinode ini dipecah-pecah menjadi banyak denominasi dan sinode, tentu akan lebih menguntungkan di dalam penanganan masalah-masalah yang ada.

Sinode yang saya maksud di sini, bukan semacam sebuah sinode yang dipimpin oleh seorang ketua sinode. Tetapi sinode di sini adalah murni bersifat presbiterial yang dipimpin oleh seluruh dewan majelis gereja satu denominasi. Gereja-gereja lokal menyelenggarakan pemerintahan gerejanya sendiri-sendiri dan jika ada masalah, diselesaikan di dalam tingkat jemaat setempat. Jika belum terselesaikan, maka dibawa ke tingkat persekutuan beberapa gereja lokal yang berdekatan (dalam gereja-gereja tertentu di sebut sebagai klasis), dan jika masih belum terselesaikan dibawa ke tingkat yang lebih tinggi (persekutuan beberapa klasis) dan jika tetap saja belum bisa diselesaikan, pada akhirnya dibahas secara sinodal. Pemerintahan gereja dengan sistim presbiterial yang dianjurkan oleh Calvin, saya kira merupakan pilihan yang terbaik.

Denominasi dan Kesatuan Tubuh Kristus

Sekarang saya akan membicarakan mengenai bagaimana sebuah denominasi menjadi sehat dan mendatangkan manfaat yang tidak sedikit bagi keutuhan yang sejati bagi tubuh Kristus yang kelihatan.

Semua denominasi haruslah memegang satu doktrin yang sehat dan tidak menyimpang. Mari kita membuang pernyataan yang mengatakan: "Kita nggak usah ribut-ribut masalah doktrin, yang penting kita bisa jalan sama-sama." Ini adalah pernyataan yang bersifat satanik dan menyesatkan. Padahal hidup mati dan benar salahnya gereja sangat bergantung kepada doktrin yang dipegang. Mengapa Mormon bukanlah gereja sejati, walaupun Mormon mengatakan dirinya sebagai Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir? Karena mormon menyeleweng dari doktrin Kristen yang paling fundamental. Jadi Mormon bukan gereja.

Jika doktrin sebuah gereja menentukan sesat tidaknya gereja tersebut maka doktrin Kristen sejati mutlak penting bagi gereja yang sejati. Salah satu teknik menipu yang diajarkan setan senior Screwtape kepada setan yunior Wormwood di dalam buku Screwtape Letters yang ditulis oleh C.S. Lewis adalah sebagai berikut:

Orangmu (korbanmu-penulis) sudah terbiasa, bahkan sejak dia masih kanak-kanak, memiliki selusinan filsafat yang bertentangan menari-nari bersama dalam kepalanya. Dia tidak lagi memikirkan doktrin sebagai yang "benar" atau "salah," tetapi sebagai yang "akademis" atau "praktis," "usang" atau "kontemporer," "konvensional" atau "kejam." Jargon (bahasa kacau/ kalut/ tidak dimengerti-penulis), adalah sekutu terbaikmu untuk mejauhkan dia dari gereja, bukannya argumen.[7]

Jika Anda mengatakan bahwa doktrin Kristen itu tidak penting, atau berpendapat bahwa doktrin Kristen hanyalah masalah akademis atau tidak akademis atau apapun yang lainnya, dan membuang fakta bahwa doktrin Kristen sejati merupakan masalah benar dan salah serta hidup dan mati gereja, maka sangat mungkin Anda akan menjadi korban yang empuk bagi setan sejenis Wormwood.

Berikut ini saya akan membicarakan beberapa doktrin yang paling pokok yang menjadi esensi dari keKristenan:

Tritunggal. Allah adalah Tritunggal, satu esensi dan tiga pribadi yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus. Ketiga pribadi ini walaupun satu natur atau esensi, tetapi memiliki pribadi yang berbeda dengan pengertian bahwa ketiga pribadi ini memiliki kesadaran, pikiran, emosi dan kehendak masing-masing. Ketiga pribadi ini setara dalam segala hal yaitu menyangkut seluruh kualitas keilahian. Masing-masing pribadi memiliki seluruh natur keilahian secara sempurna dan tidak terbagi.

Yesus Kristus. Kristus adalah Allah pribadi kedua dari Tritunggal yang Turun ke dalam dunia menjadi manusia, walaupun natur ilahinya tidak berhenti. Dia adalah 100% Allah dan 100% manusia. Kedua natur ini tidak bercampur tidak berubah, tidak terpisah dan tidak terbagi. Yesus Kristuslah satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat manusia dan satu-satunya Kepala gereja.

Alkitab. Alkitab adalah firman Allah yang tidak bersalah yang diwahyukan dan diinspirasikan oleh Allah Tritunggal, yang menjadi dasar dari iman, pengajaran (doktrin) dan seluruh tindakan kita.Segala gejala dan fenomena yang terjadi di dalam gereja harus diuji dan dihakimi oleh Alkitab. Gereja yang sehat tidak boleh meragukan atau mengkritik Alkitab seperti yang dilakukan oleh-oleh orang-orang liberal, atau meninggikan pengalaman pribadi melampaui kebenaran Alkitab seperti yang dilakukan oleh orang-orang Kharismatik.

Gereja Lokal. Sebuah gereja lokal disebut gereja yang sejati jika seperti dikatakan Calvin: Memberitakan firman dengan benar dan layak, menyelenggarakan kedua sakramen (Baptisan Air dan Perjamuan Kudus) dan memberlakukan disiplin gereja.

Gereja lokal juga harus memberikan penekanan yang seimbang terhadap penginjilan dan pengajaran doktrin yang sehat. Penginjilan meningkatkan kuantitas gereja dan pengajaran yang sehat menumbuhkan kualitas gereja. Gereja harus mengajarkan doktrin yang sehat kepada jemaatnya demi pertumbuhan rohani yang sejati, dan sedapat mungkin menjaga agar mimbar gereja tidak mengajarkan hal-hal yang menyimpang dan menyesatkan jemaat.

Kebaktian gereja lokal juga harus diselenggarakan dengan tertib, sopan dan teratur, dan harus menghindari keadaan seperti trance (kesurupan) atau ekstase yang berlebihan atau terlalu dingin dan kaku serta tidak ada kehangatan.

Anugerah Allah Dan Keselamatan Melalui Iman. Bahwa kita sebagai orang-orang percaya, hanya diselamatkan oleh anugerah Tuhan saja yang kita terima melalui iman dan bukan dari perbuatan baik kita, merupakan kebenaran yang semua orang Kristen harus terima. Bahkan bukan hanya untuk keselamatan saja, tetapi di dalam segala hal di dalam hidup kita, kita sangat bergantung sepenuh-penuhnya kepada anugerah Allah. Jika kita menolak doktrin ini, saya kira kita akan kembali kepada zaman kegelapan gereja di mana usaha manusia untuk keselamatan ditinggikan dan pada akhirnya kasus penjualan surat penghapusan siksa akan berulang kembali. Tidak! Semua gereja harus menerima kebenaran mutlak ini: "Sola Gratia (Hanya Anugerah)."

John Wesley saja, yang beraliran Arminian (= keselamatan merupakan kerja sama antara anugerah Allah dan usaha manusia), sadar atau tidak, menerima konsep anugerah ini. Bahwa keselamatan dan seluruh kehidupan Kristennya hanya dimungkinkan oleh anugerah Tuhan saja, terungkap ketika dia bercakap-cakap dengan Charles Simeon yang adalah Calvinis. Berikut percakapannya seperti yang saya kutip dari Evangelism And the Sovereignty of God dari J.I. Packer:

"Pak Wesley, saya tahu anda seorang Arminian, sedang saya kadang-kadang disebut seorang Calvinis; dan karena itu saya menganggap kita tidak sepaham. Tetapi sebelum kita mulai bertempur, izinkan saya mengajukan beberapa pertanyaan....Pak, apakah Anda merasa diri sebagai makhluk ciptaan yang berdosa, begitu berdosa sehingga Anda takkan pernah berpikir untuk datang pada Allah jika bukan Allah yang menggerakkan hati Anda?" "Ya, " Jawab Wesley, "memang demikian."

"Dan apakah Anda merasa sama sekali gagal untuk diterima oleh Allah berdasarkan apapun yang dapat Anda lakukan; dan mencari keselamatan hanya melalui darah dan kebenaran Kristus?"

"Ya, hanya melalui Kristus."

"Tapi Pak, setelah Anda pertama-tama diselamatkan oleh Kristus, apakah Anda kemudian menyelamatkan diri sendiri dengan perbuatan Anda?"

"Tidak, saya harus diselamatkan oleh Kristus dari awal sampai akhir."[8]

Kesadaran Sebagai Tubuh Kristus Yang Universal. Saya menolak beberapa pokok doktrin yang diajarkan oleh Watchman Nee, tetapi pandangannya tentang tubuh Kristus haruslah menjadi koreksi bagi kita anggota-anggota tubuh Kristus yang egois, sombong dan hanya membesar-besarkan diri. Saya sangat sependapat dengan Watchman Nee berkenaan dengan pandangannya tentang tubuh Kristus. Berikut kesaksian yang menarik dari Witness Lee: "Setelah kembali ke Shanghai dari perjalanannya ke Eropa, dia (Watchman Nee) memutuskan untuk tinggal di Shanghai, guna menyampaikan berita tentang tubuh Kristus, dan membantu pembangunan gereja secara riil. Saat itu, dia menyewa sebuah tempat di kampung Yu-hwa, di Shanghai, untuk memimpin latihan pertamanya. Karena saat itu bebannya terutama mengenai tubuh Kristus, maka latihannya berfokus pada tema itu. Dalam latihan itu, dia sering meminta kami bersaksi tentang pandangan kami terhadap tubuh. Setelah seseorang bersaksi, dia sering mengatakan, "kamu belum nampak tubuh." Kemudian dia akan membuktikan dengan memakai perkataan yang diucapkan peserta latihan itu, bahwa peserta itu belum nampak tubuh."[9]

Kita semua harus dengan rendah hati mengakui bahwa KITA BELUM NAMPAK TUBUH. Bahkan setelah 2000 tahun gereja Perjanjian Baru berdiri, kita masih saja tetap bersifat kekanak-kanakan seperti jemaat di Korintus yang terpecah belah. Anggota-anggota tubuh Kristus sering kekurangan kasih. Kita harus menangis untuk hal ini.Gereja harus bertobat! Mari kita secara mendalam memikirkan dan merenungkan kalimat-kalimat rasul Paulus di dalam I Korintus 12:12-31, bahkan pasal yang ke-13.

Kesimpulan

Jika semua denominasi mau dipimpin oleh patokan-patokan doktrin ini, saya kira kesatuan yang sejati dari tubuh Kristus di dunia ini, tidak mustahil akan terwujud. Jika gerakan oikumene memperjuangkan kesatuan tubuh Kristus yang kelihatan, tetapi mengabaikan doktrin yang sejati, maka oikumene yang terjadi hanyalah di permukaan saja dan bersifat sangat dangkal. Seperti yang sudah saya katakan bahwa yang paling dirugikan adalah kebenaran Kristus. Lagu "Dalam Yesus Kita Bersaudara" sama sekali tidak ada gunanya dalam persatuan yang demikian.

Jadi, Pertama, jika semua gereja yang anti doktrin kembali mempelajari doktrin dengan benar, dan kedua, gereja yang sudah memegang doktrin yang benar tidak sombong tetapi merendahkan diri serta mau berbagian di dalam harta pengajaran rohani kepada gereja-gereja yang kekurangan pengajaran, serta ketiga, seluruh gereja memiliki kesadaran dan kepekaan yang dalam mengenai tubuh Kristus, maka keesaan gereja yang kelihatan (gereja-gereja lokal = denominasi-denominasi), bukanlah hal yang mustahil. HIDUP YESUS KRISTUS, HIDUP GEREJA!!! ?



[1] Denominasi yang saya maksud adalah sebuah organisasi gereja dengan tata pemerintahan gereja dan sinodenya sendiri.

[2] Witness Lee. Watchman Nee Pelihat Wahyu Ilahi Pada Jaman Ini. Surabaya: Yayasan Perpustakaan Injil, 1992. Hal. 183.

[3] Baca Witness Lee, hal. 40-44.

[4] Pernyataan ini saya dengar dari sebuah seminar yang dipimpinnya.

[5] R.C. Sproul. Kaum Pilihan Allah. Malang: SAAT, 2003. Hal. 10.

[6] Jika sungguh-sungguh mau bicara Alkitab, seharus membicarakan pengajaran-pengajaran (doktrin) Alkitab.

[7] C.S. Lewis. The Screwtape Letters. Bandung: Pionir Jaya, 2006. Hal. 11-12.

[8] J.I. Packer. Evangelism and the Sovereignty of God. Surabaya: Momentum, 2003. hal. 6.

[9] Witness Lee, Hal 256-257.

1 komentar:

  1. saya beri masukan , perlu baca juga buku"Ortodoksi gereja"
    oleh Watchman Nee
    terimakasih

    BalasHapus